KUNJUNGAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Prolog
SMA Negeri 2 Borong merupakan salah satu sekolah Menengah
Atas yang berlokasi di Kembur,
Kelurahan Satar Peot, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur. Sebagai
sebuah lembaga pendidikan, SMA Negeri 2 Borong tetap berdiri kokoh untuk
mendidik generasi penerus bangsa. Defacto, berbagai prestasi yang telah diraih
oleh peserta didik baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat propinsi.
Prestasi yang telah terukir tersebut menyangkut bidang akademik maupun nonakademik. K.H. Dewantara mengatakan :”Didiklah
murid sesuai dengan kodrat alamiahnya”. Bertitik tolak dari pemikiran
K.H. Dewantara, SMA Negeri 2 Borong, melalui para guru dan pegawai berusaha memberikan
layanan pendidikan yang lebih baik dengan cara meningkatkan bakat, minat dan
pembentukan karakter demi terwujudnya aspek-aspek kodrati murid.
Antusiasme Civitas Akademika SMA Negeri 2 Borong Menyambut Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Nusa Tenggara Timur
Dalam sesi dialog interaktif,
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT memberikan apresiasi kepada guru
yang telah berusaha mengajar, mendidik, mengabdi dengan penuh kasih. Di
sela-sela dialog interaktif, salah satu peserta didik, Ephivania Yachoel
Yohata, menyampaikan kisah perjalanan SMA Negeri 2 Borong. Beliau mengatakan
bahwa, awal mula SMA Negeri 2 Borong hanya beratap terpal, berdinding pelupuh
dan berlantai tanah. Dalam perjalanan waktu, SMA Negeri 2 Borong telah mengalami
kemajuan yang ditandai dengan beberapa ruangan yang sudah berdiri kokoh, antara
lain ruangan kelas berjumlah 15 ruangan, laboratorium Fisika, Laboratorium
Kimia, Laboratorium Komputer. Ruangan kelas tidak dimbangi dengan jumlah
rombongan belajar yang berjumlah 20
rombongan belajar. Untuk mengatasi keterbatasan ruangan, maka pihak sekolah
berinisiatif untuk membuat sekat di antara ruangan kelas yang ada. Meskipun
demikian, proses kegiatan pembelajaran tidak berjalan maksimal. Siswa-Siswi
belum optimal menggunakan laboratium Kimia dan Fisika untuk melakukan kegiatan
pratikum, karena ruangan tersebut masih digunakan sebagai ruangan guru,
kurikulum maupun kantor kepala sekolah. Di balik keterbatasan ruangan,
Ephivania Yachoel Yohata juga menyampaikan beberapa prestasi yang pernah diraih
oleh siswa-siswi berupa akademik maupun nonakademik, baik di tingkat kabupaten
maupun Propinsi. Ephivania
mengaku bahwa prestasi yang diraih tidak terlepas dari Kepala Sekolah, para
guru maupun pegawai yang telah bekerja keras memberikan dukungan dan motivasi
kepada peserta didik.