SMAN 2 Borong dan Profesionalitas Layanan Ekstrakurikuler Sekolah
SMAN 2 Borong dan Profesionalitas Layanan Ekstrakurikuler
Sekolah
Kurikulum Merdeka
membagi kegiatan penyelenggaraan pendidikan menjadi tiga (3) bagian besar yakni
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler dan
kokurikuler sudah diatur sedemikian rapi dalam struktur Kurikulum Merdeka.
Kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler masing-masing mendapat alokasi waktu 70
persen dan 30 persen dari total keseluruhan jam pelajaran efektif dalam satu
tahun ajaran.Dalam implementasinya kegiatan kokurikuler ini adalah Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pengaturan ini sudah baku dan berlaku
di sekolah mana pun yang menerapkan Kurikulum Merdeka di seantero Nusantara.
Dari tiga
kegiatan utama (intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler) tersebut
alokasi waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler belum diatur secara khusus oleh
Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan meskipun sudah menjadi
kegiatan yang wajib dilakukan oleh satuan pendidikan. Secara konseptual,
kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan yang dilakukan di luar jam
pelajaran dengan tujuan untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan wawasan
serta membentuk karakter peserta didik. Dalam pelaksanaannya, satuan pendidikan
diberi kesempatan untuk secara mandiri mengatur kegiatan ekstrakurikuler sesuai
dengan kemampuan, bakat, dan minat peserta didik. Artinya, setiap sekolah
memainkan peranan penting dalam merancang dan mengelola kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler yang bisa berkontribusi secara positif bagi perkembangan diri
peserta didik.
Kualitas
layanan pendidikan turut dipengaruhi oleh usaha dari setiap lembaga pendidikan,
secara khusus sekolah-sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Hal ini
dikarenakan layanan yang berkualitas merupakan layanan prima pada semua bidang
yang menjadi tanggung jawab sekolah. Penerapan layanan berkualitas diharapkan
menghasilkan lingkungan belajar yang memantik peserta didik untuk belajar,
berlatih, dan terus mengasah kemampuan dan bakat dalam situasi yang
menyenangkan sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensi diri
masing-masing.
Sebagaimana
dikatakan oleh Arief Rachman dalam bukunya yang berjudul Guru (2015), profesionalitas layanan ekstrakurikuler ditilik dari dua
sisi, yaitu manajerial umum dan layanan pembelajaran. Kualitas layanan
pendidikan ekstrakurikuler erat kaitanya dengan kemampuan pembimbing atau
pelatih untuk menggali, membimbing, mengatur, dan mengarahkan setiap kegiatan
agar peserta layanan bisa mengembangkan potensi mereka. Terkait hal ini, Arief
Rachman lebih lanjut mengemukakan sepuluh kualitas yang diharapkan dari seorang
pelatih kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Secara ringkas sepuluh poin tersebut
adalah:
1. Sabar
Sabar adalah
modal dasar yang harus dimiliki seorang pembina ataupun pelatih, sebab peserta
layanan bukan hanya anak-anak yang memang berbakat tetapi juga anak yang
sekadar ingin mencoba. Keinginan tersebut belum tentu ditopang oleh bakat
sehingga kemungkinan akan ditemukan beberapa siswa yang kemampuannya tidak
sesuai harapan. Di sinilah sikap sabar seorang pembina dibutuhkan.
2. Keterikatan
pada tujuan
Sikap ini biasa
kita kenal dengan sebutan komitmen. Sikap ini dibutuhkan oleh pembina, pelatih,
maupun pengelolah untuk senantiasa ingat dan setia pada tujuan layanan
ekstrakurikuler yang dibina.
3. Memberi
kesempatan yang sama kepada semua peserta
Seorang pembina
atau pelatih yang bijak akan memberikan kesempatan tampil yang sama kepada
setiap peserta apa pun performa yang mereka tunjukkan.
4. Menarik
Kegiatan
ekstrakurikuler bisa menjadi peluang bagi pesertanya untuk unjuk prestasi
sesuai potensinya. Terkait hal tersebut, dibutuhkan pembina atau pelatih yang
menarik bagi peserta. Menarik dari segi sikap, keterampilan, maupun
pengetahuannya. Kompetensi pelatih menjadi modal dasar berkembangnya potensi
tiap siswa.
5. Pendengar
yang baik
Pelatih atau
pembina mesti menjadi pendengar yang baik agar kebutuhan siswa dapat
tersampaikan dengan baik. Ketika peserta merasa nyaman dengan pembina atau pelatihnya
maka segala harapan dan kekhawatiran peserta akan tersampaikan dengan baik.
6. Menyerap
kehendak peserta
Kegiatan
ekstrakurikuler diharapkan memiliki kekuatan untuk dapat menyerap kehendak
peserta demi terciptanya kesamaan pola pikir antara sesama peserta maupun
peserta dengan pelatih.
7. Berkesadaran
untuk memanfaatkan potensi yang ada
Kemampuan
pembina atau pelatih untuk memanfaatkan potensi yang ada akan memberi ruang
bagi pengembangan yang lebih optimal.
8. Sadar
diri
Pembina dan
pelatih sadar bahwa kiprah mereka dalam kegiatan ekstrakurikuler dipagari oleh
norma-norma yang ada. Keberadaan pembina atau pelatih diharapkan demi
sebesar-besarnya pertumbuhan dan peningkatan kualitas sekolah, melalui layanan
yang menjadi tanggung jawab mereka.
9. Perhatian
Upaya mengatasi
persoalan kecil maupun besar, serta pengembangan potensi sederhana menuju yang
monumental, datang dari seorang pembina atau pelatih yang punya perhatian.
10. Berkemampuan
memilih dan memilah
Pada akhirnya,
kehadiran pembina atau pelatih sebagai orang dewasa dinilai dari kemampuan
mereka dalam memilah dan memilih hal-hal yang mendukung atau merusak kosentrasi
layanan yang menjadi tanggung jawab mereka.
Demi
terwujudnya layanan pendidikan yang berkualitas, SMA Negeri 2 Borong, yang
terletak di pusat kota kabupaten Manggarai Timur, NTT, telah menetapkan
langkah-langkah strategis, secara khusus untuk bidang kegiatan ekstrakurikuler.
Hal ini diimplementasikan melalui penentuan atau penunjukan guru (pelatih/pembimbing),
penetapan waktu dan ruang untuk pelaksanaan bimbingan, dan alokasi anggaran
untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler.
Memasuki tahun
ajaran 2022/2023 lalu sebagai langkah awal sekolah menyiapkan tiga belas (13)
bidang kegiatan ekstakurikuler termasuk satu (1) kegiatan ekstrakurikuler wajib
yakni pramuka. Tiga belas bidang kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah kelas
Pramuka, kelas Public Speaking, kelas Literasi, kelas Sains, kelas Persiapan
Kuliah, kelas Exclusive dan Vokasi, kelas Jurnalistik, kelas Seni Bela Diri
Kempo, kelas Voly, kelas Bola Kaki, kelas Badminton, kelas Seni Musik dan Seni
Suara, dan kelas Seni Tari. Ketiga belas kegiatan ini diberi nama ‘‘kelas ekstrakurikuler’.
Kelas-kelas ini difasilitasi oleh satu sampai dua guru pendamping yang memiliki
kemampuan lebih (Guru multitalent) untuk setiap bidang dan satu Koordinator Umum. Para guru pembimbing dan
koordinator kegiatan ekstrakurikuler ini di-SK-kan melalui rapat pembagian
tugas pokok dan tugas tambahan guru. Guru pembimbing atau pelatih menjadi ujung
tombak tumbuh dan berkembangnya potensi anak sehingga fungsi kontrol mesti
berjalan dengan baik agar kualitas layanan dapat tercapai. Selain penunjukkan
Guru Pembimbing, penetapan jadwal kegiatan dan format daftar hadir kegiatan
adalah dokumen adminitrasi yang harus ada untuk memudahkan fungsi kontrol.
Sampai
pada saat artikel ini ditulis, kelas-kelas ekstrakurikuler tersebut telah
menuai hasil yang menggembirakan. Peserta didik yang mengikuti kelas Seni Musik
dan Seni Suara secara konsisten tampil menyanyi dan mengiringi lagu-lagu
kebangsaan dalam upacara Apel Bendera di lingkungan sekolah. Kelas Literasi
juga semakin berkembang. Hal ini diukur dari perkembangan kemampuan peserta
didik dalam menulis karya-karya fiksi dan nonfiksi. Sebagai apresiasi, peserta
didik dari Kelas Literasi diberi kesempatan untuk membacakan puisi saat Apel
Bendera.
Kelas-kelas ekstrakurikuler lainnya juga
menunjukkan perkembangan yang menjanjikan. Kelas Jurnalistik melalui Podcast
Kasih SMAN 2 Borong berhasil mewawancarai beberapa tokoh, seperti dr. Klaudia (dokter
pada Rumah Sakit Umum Daerah Lehong) danBapak Ir.Boni Hasudungan, Sekretaris
Daerah Manggarai Timur. Video wawancara tersebut dapat diakses melalui kanal
YouTube SMAN 2 Borong. Bidang lain yang juga memiliki kreativitas dan jaringan
yang cukup luas adalah Kelas Tari. Kelas ini sudah mendapat kepercayaan dari
masyarakat di kota Borong. Dalam dua bulan terakhir mereka dipercayakan lebih
dari empat kali untuk mengisi acara pemberkatan nikah di gereja dan resepsi
nikah dalam skala besar. Kelas-kelas ektrakurikuler lain terus-menerus
melakukan bimbingan, dan kita semua menantikan buah manis dari kelas-kelas itu.
Kelas-kelas ekstrakurikuler lainnya juga sedang dan terus berpacu menggembleng
peserta didik sesuai bakat dan minat masing-masing.
Tentu
ini adalah hasil kerja keras bapak/ibu guru sebagai pembimbing dan pelatih
serta manajemen yang berpihak pada kualitas layanan. Hasil ini pun belum
menjadi hasil akhir dari sebuah kegiatan karena kegiatan ini terus berproses,
terus bergandengan tangan dan terus berkolaborasi dengan sekolah lain serta
para pelatih profesional dari pihak atau komunitas luar sekolah. Sebagai
pengelola SMAN 2 Borong, kami terus berupaya mengoptimalkan kelas-kelas
ekstrakurikuler tersebut. Dengan berjuang menggapai layanan ekstrakurikuler
yang profesional, kami berharap dapat membantu peserta didik untuk
mengembangkan dirinya secara optimal. Pada saat yang sama, upaya-upaya itu
merupakan langkah konkret untuk mendukung Kurikulum Merdeka sebagai sebuah
terobosan baru dalam pendidikan Tanah Air.
Di tahun ajaran 2023/2024 Sekolah
juga telah menghadirkan inovasi pelayanan pendidikan yang berpihak pada siswa. Dan
itu akan diulas pada tulisan berikutnya, “write down what you have started, otherwise
it is fine but it becomes a debt”,hehehee.
By Nahoer Ippy