
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA MELALUI PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA TINGKAT SMAN 2 BORONG
Pandemic
covid-19 telah membawa segala perubahan pada berbagai bidang kehidupan.
Pandemic secara nyata mengacam kehidupan manusia. Pandemic mejadi bencana
internasional dan menjadi pusat perhatian dunia. Indonesia menjadi salah satu
Negara yang terkena dampak pandemic covid 19, bahkan menjadi Negara zona merah.
Secara tak sadar berbagai bidang aktifitas masyarakat telah berubah karena
wabah ini. Baik bidang ekonomi, dunia usaha, industry dan juga pendidikan. Pada
bidang pendidikan, system pembelajaran dirubah secara total. Pemerintah
mengeluarkan kurikulum darurat agar aktifitas tetap berjalan, yang walaupun di
nilai kurang efektif dan efisien.
Pandemic
telah berlalu, namum dampaknya masih di rasakan, bahkan perubahan system pada
saat pandemic telah membuka mata para pemamangku pendidikan di Republik ini.
Tahun 2022, pemerintah mengeluarkan kurikulum baru yang dikenal dengan sebutan
kurikulum merdeka. Berdasarkan berbagai sumber, Kurikulum merdeka merupakan
kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan
lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep
dan menguatkan kompetensi. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan kurikulum
merdeka sangat memberi kebebasan kepada siswa dan guru untuk memahami konsep
yang ada sesuai dengan situasi kondisi yang nyata dialami. Kurikulum ini juga
bertujuan mengejar ketertinggalan karena dampak covid-19. Kurikulum ini sangat
memberikan kebebasan kepada siswa berdasrkan minat dan kemampuannya dalam
belajar.
Pada
kurikulum merdeka, muncul istilah merdeka mengajar dan juga terdapat istilah
profil pelajar Pancasila yang mana terdapat enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong,
mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Ke enam hal ini menjadi karakter utama
dan menjadi kompetensi utama yang diraih oleh peserta didik, yang didasarkan
pada nilai luhur pancasila.
SMA
Negeri 2 Borong merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menyambut baik
kehadiran kurikulum merdeka ini. Sebelumnya kurikulum 2013 sudah di jalankan di
lembaga ini. Pada tahun ajaran baru lembaga ini mulai menerapkan kurikulum
merdeka dengan memilih Mandiri Berubah. System pengajaran diterapkan pada kelas
X atau yang dikenal dengan sebutan Fase E. Tahap persiapan dan pengenalan
kurikulum ini sudah begitu maksimal di laksanakan oleh lembaga ini, dengan
berbagai work shop dan juga diskusi ilmiah. Perancangan program sekolah juga
disesuaikan dengan kurikulum ini.
Implikasi
dari kurikulum ini juga, lembaga SMA Negeri 2 Borong menjalankan sebuah
kegiatan yang dikenal dengan Proyek penguatan profil pelajar pancasila. Proyek
ini dilaksanakan selama satu bulan. Tema umum yang diambil yakni tentang gaya
hidup berkelanjutan, dengan tema khusus yakni ketahanan pangan. Proyek ini
melibatkan seluruh peserta didik dan dibagi kedalam kelompok dengan fasilitator
dari semua guru di SMAN 2 Borong. Antusiasme siswa dan Guru begitu Nampak dalam
menyambut dan juga melaksanakan proyek ini. Sejauh pengamatan penulis siswa
sangat merasakan manfaat dan dampak yang baik dari kegiatan ini. Para Guru juga
merasakan dampaknya terutama dalam merubah pola pengajarannya. Berdasarkan tema
kegiatan ini, siswa di arahkan untuk melatih diri bertani dan juga menanam
tanaman yang bermanfaat demi menjaga ekosistem dan alam sekitarnya. Kegiatan
ini pada akirnya siswa akan melakukan aksi nyata, dengan menanam sayur-sayuran
maupun tanaman lain yang bermanfaat. Selain itu juga segala karya dan hasil
aksi nyata direncanakan menjadi sebuah pameran karya didepan orang Tua siswa
sendiri.
Ditengah-tengah
kegiatan Kepala SMAN 2 Borong Bapak Siprianus Nahur menyampaikan apresiasi yang
sebesarnya kepada semua guru hebat dan siswa yang telah berpartisipasi aktif
dalam menyambut proyek ini yang menjadi karakter utama dari kurikulum merdeka.
Beliau menyampaikan setiap perubahan perlu keberanian dan juga komitmen bersama
agar cita-cita dan mimpi besar lembaga dapat terwujud demi peserta didik dan
kemajuan bangsa di era sekarang ini. Tak lupa juga menyampaikan apresiasi
kepada kordinator-kordinator proyek ini, secara Khusus kepada Bapak Yohanes
Baptista yang telah sepenuh hati berbagi praktik baik demi membawa perubahan
bersama.
(Nikolaus Tahi, S.Pd)